LEARN AND SHARE KINDNESS TOGETHER

Minggu, 11 Desember 2011

Ketika Kita..??

Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....”
Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata “Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)

... ... ... Ketika kita mengeluh : “Capek banget gw....”
Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)
...
Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”
Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)

Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”
Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ro’d :28)

Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”
Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)

Ketika kita mengeluh : “Gile aje..gw sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin...”
Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60

Ketika kita mengeluh : “ Duh..sedih banget deh gw...”
Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)

Ayo sebarkan ke tman2 kita smua yg mulai galau atas perhatian Allah yg serasa jauh dari kita pdahal sebaliknya Allah dekat selalu (QS. Al-Baqarah 186)

Salam Positif

Sumber BBM

Senin, 05 Desember 2011

3 Hal Yang Membuat Pekerjaan Menjadi Ibadah



Mungkin kita sering mendengar kata-kata "Jadikanlah pekerjaan sebagai ibadah." Banyak orang berpikir bagaimana caranya agar pekerjaan kita bisa disebut sebagai ibadah atau setidaknya dalam bekerja kita bisa masuk ke dalam spiritualitas,mensyukuri anugerah yg Tuhan sudah berikan lewat pekerjaan kita.Apapun kepercayaan kita,pasti kita mengenal yg namanya ibadah,dan ibadah itu bukan hanya dengan pergi ke tempat ibadah dan berdoa tapi dalam kehidupan sehari-haripun kita juga bisa beribadah termasuk dalam bekerja.Berikut ini adalah 3 hal yg membuat pekerjaan kita menjadi ibadah:


1.Diawali Dengan Niat Yang Baik.
Bill Gates bisa sukses karena dia punya niat yg baik dalam bekerja.Ketika dia membangun Microsoft,visinya adalah "Agar setiap rumah di Amerika memiliki setidaknya 1 komputer." Karena itulah dia membuat software Microsoft untuk memudahkan kita dalam menggunakan komputer dan terbukti banyak orang menggunakan aplikasi buatan Microsoft(word,excel,internet explorer,dll).Dan banyak aplikasi Microsoft yg bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari seperti dalam bekerja,membuat tugas,presentasi,dll.

Apakah saat kita bekerja kita mengawalinya dengan niat yg baik.Ada orang yg bekerja agar dia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dan membahagiakan mereka,ada juga yg bekerja agar dia bisa memiliki uang untuk bersenang-senang,ada pula yg bekerja daripada dia menganggur di rumah atau agar dia bisa berkontribusi dalam bermasyarakat.Terlepas dari apapun niat kita dalam bekerja ada baiknya kita instropeksi diri.Apa yg menjadi niat atau tujuan kita dalam mengawali pekerjaan kita?Apakah kita mengawalinya dengan niat yg baik?

 2.Dikerjakan Dengan Cara Yang Baik.

Steve Jobs dan Apple memberi kita contoh dari apa yg mereka kerjakan,dan berkat kerja keras merekalah kita bisa menikmati barang elektronik yg canggih di zaman modern ini.Saat dunia baru mengenal walkman dan beralih ke discman sebagai pemutar musik portabel,Apple membuat iPod yg lebih ringkas dan mudah dibawa kemana-mana,selain itu bisa menyimpan banyak lagu didalamnya.Apple tahu bahwa orang ingin sesuatu yg simpel dan efisien.daripada membawa walkman/discman yg berukuran besar dan hanya bisa memutar beberapa lagu(tergantung kaset/CDnya) bukankah lebih baik membawa iPod yg lebih mungil dan bisa memuat banyak lagu.

Jika saat ini kita dituntut untuk bergerak cepat di dunia yg penuh mobilitas seperti ini kita butuh setidaknya komputer jinjing seperti laptop atau notebook.Dan karena Apple tahu bahwa,sekali lagi,orang butuh sesuatu yg simpel dan efisien,mereka membuat iPad yg lebih mudah dibawa dengan ukuran yg lebih kecil dan fleksibel(selain untuk bisnis bisa juga untuk hiburan).Dan iPad menjadi perintis kemajuan komputer tablet di seluruh dunia.

Apple melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik.Mereka bekerja di bidang teknologi dan harus membuat sesuatu yg bermanfaat bagi masyarakat.Apakah kita sudah megerjakan pekerjaan kita dengan baik?Sebagai sales marketing apakah kita sudah melayani customer kita dengan baik?Sebagai akunting apakah kita sudah menyusun anggaran dengan baik?Sebagai manager apakah kita bisa memimpin karyawan dengan baik dari sikap dan cara kerja kita?Apapun pekerjaan anda,kerjakanlah dengan cara yg baik bahkan yg terbaik.

3.Digunakan Untuk Hal Yang Baik.

Barcelona saat ini disebut sebagai tim terbaik,sepakbola indah yg atraktif dan menghibur dan 12 piala yg mereka raih dalam 3 musim terakhir menjadi bukti kesuksesan mereka.Logo di kostum tim mereka adalah Unicef(saat ini selain unicef ada Qatar Foundation).Tahukah anda bahwa biasanya sponsorship membayar kepada klub agar logo perusahaan mereka bisa terpampang di kostum klub dan mereka membayar untuk itu.Tapi tidak dengan Barcelona,malah sebaliknya,0,7% dari pendapatan mereka pertahun didonasikan untuk Unicef,sebuah badan amal PBB untuk kesehatan & kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.Berbanding terbalik dengan klub-klub lain yg ingin meraih untung dan pendapatan tambahan dari kontrak sponsor.Apakah dengan menyumbang Barcelona menjadi tim yg miskin?Tidak,kenyataannya mereka meraih sukses dengan menjuarai berbagai kompetisi dan tentunya menambah pemasukan mereka.Bahkan para pemainnya seperti Lionel messi membuat yayasan sosial dari kocek pribadinya,dan ada banyak lagi donasi yg mereka berikan untuk orang lain yg membutuhkan.

Dalam bekerja kita pasti menerima hasil,dalam hal ini adalah salary.Apakah kita menggunakan gaji kita untuk hal yg baik?Oke,mungkin kita tidak menyumbang atau beramal tapi apakah kita menggunakannya untuk hal-hal yg baik.Menyekolahkan anak,mencukupi kebutuhan rumah tangga,biaya untuk berobat,ada banyak hal lain yg bisa kita berikan untuk hal-hal yg baik.Bahkan setidaknya kita bisa menggunakannya untuk sesuatu yg bersifat positif seperti investasi.Apakah kita sudah menggunakan hasil yg kita peroleh dari bekerja untuk hal yg baik?

--- Semoga kita bisa membuat pekerjaan kita menjadi ibadah.---
 
 

Rabu, 30 November 2011

Kata-kata Soe Hok Gie



Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? 
Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran. 

Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.  

Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.  

Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda. 

Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan. 

Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. 

Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.   

Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?

Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis.

Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah. 

Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.

Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia. 

To be a human is to be destroyed. 

Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin. 

Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
  

Jumat, 11 November 2011

Belajar Mengasihi Dari Malaikat Kecil - [Kisah Inspiratif]



Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu-satunya, namanya Sindu tampak ketakutan, air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India/curd rice).

Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata, “Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak-teriak sama ayah.”

Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata, “Boleh ayah akan saya makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta.”

Agak ragu sejenak “akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?” Aku menjawab, “Oh…pasti, sayang.”

Sindu tanya sekali lagi, “Betul nih ayah?”

“Ya pasti!” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, janji kata istriku. Aku sedikit khawatir dan berkata, “Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu menjawab, “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang mahal kok.” Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hati aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap, dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin/dibotakin pada hari Minggu.

Istriku spontan berkata, “Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin.” Juga ibuku menggerutu jangan-jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV dan program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk, “Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.” Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, “Tidak ada yah, tak ada keinginan lain,” kata Sindu. Aku coba memohon kepada Sindu, “Tolonglah…kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami.”

Sindu dengan menangis berkata, “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya. Kenapa ayah sekarang mau menarik/menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apa pun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India zaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta/kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, “Janji kita harus ditepati.” Secara serentak istri dan ibuku berkata, “Apakah kamu sudah gila?” “Tidak,” jawabku, “Kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu, permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.

Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, “Sindu tolong tunggu saya.” Yang mengejutkanku ternyata, kepala anak laki-laki itu botak.

Aku berpikir mungkin”botak” model zaman sekarang. Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, “Anak anda, Sindu benar-benar hebat. Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya. Dia menderita kanker leukemia.” Wanita itu berhenti sejenak, nangis tersedu-sedu.

“Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemotherapy kepalanya menjadi botak jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek/dihina oleh teman-teman sekelasnya. Nah Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan aku menangis, “Malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang kasih.”

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7467301

Rabu, 19 Oktober 2011

" MATA IBU " - kisah inspiratif

Ibuku memiliki satu mata. Aku sangat membencinya karena keadaannya itu membuat aku malu. Dia bekerja sebagai tukang masak di dapur sekolahku untuk memenuhi kebutuhan kami. Pada suatu ketika, saat aku masih duduk di bangku SD, dia menghampiriku di hadapan teman-teman. Tindakannya itu membuat aku sangat malu. Bagaimana mungkin dia melakukan ini padaku? Bahkan di depan teman-temanku! Aku mengabaikan...nya, dan memandangnya dengan pandangan yang sinis penuh kebencian. Pada keesokan harinya, teman-temanku menertawakanku. "Hei, mata ibumu satu! Mata ibumu satu!" kata mereka. Sejak saat itu ingin rasanya aku bunuh diri, dan ingin ibuku menjauh dariku selamanya. Aku tidak ingin lagi melihat wajahnya. Aku katakan padanya, "Engkau telah membuat aku sebagai bahan tertawaan. Engkau telah mempermalukanku! Kenapa engkau tidak mati saja?! Huh" Dia diam saja, tidak menjawab kata-kataku. Saat itu aku tidak berpikir apa yang keluar dari mulutku. Karena aku betul-betul marah. Aku tidak tahu apa yang dia rasakan saat itu. Ingin rasanya aku kabur dan meninggalkannya. Tapi aku tidak punya keberanian. Maka, aku pun belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga aku berhasil memperoleh beasiswa di Singapura. Aku pun berangkat ke sana . Di Singapura aku juga mendapat pekerjaan yang membuatku mapan. Hasilnya, aku bisa membeli rumah dan menikah. Dari pernikahan itu aku memiliki beberapa orang anak. Hidupku sangat bahagia. Pada suatu ketika, tanpa kuduga ibuku menjengukku ke Singapura. Dia rindu karena sudah lama tidak bertemu denganku. Dan dia juga belum pernah melihat cucu-cucunya. Ketika dia datang, aku berdiri di pintu. Di belakang, anak-anakku berteriak dan tertawa. Aku menghardiknya, "Kenapa engkau datang ke sini?! Kenapa engkau takut-takuti anakku?! Pergi dari Sini!!!" Ia menjawab, "Maaf, sepertinya saya salah alamat." Dan dia pun pergi. Beberapa waktu kemudian, aku mendapat undangan Pertemuan Alumni dari sekolah. Untuk menghadiri undangan itu aku berbohong pada istriku. Aku katakan padanya bahwa aku pergi untuk keperluan kantor. Istriku yakin saja. Maka aku pun pulang kampung untuk menghadiri pertemuan itu. Setelah acara pertemuan usai, aku berdatang ke rumah lama keluargaku, tempat aku dan ibuku tinggal. Aku ke sana hanya untuk melihat-lihat saja. Di rumah itu, aku disambut oleh beberapa orang tetangga. Mereka mengabarkan bahwa ibuku sudah meninggal. Tidak ada perasaan sedih di hatiku saat mendengar berita itu. Kemudian mereka menyampaikan surat ibuku. "Anakku sayang, Ibu sangat rindu padamu. Sejak lama ibu memikirkanmu. Ibu minta maaf atas kelancangan ibu mengunjungimu ke Singapura dan menyebabkan anak-anakmu ketakutan. Ibu sangat senang mendengar bahwa engkau akan datang dalam pertemuan sekolah. Tapi, mungkin ibu tidak bisa bangkit dari tempat tidur untuk melihatmu. Ibu betul-betul minta maaf telah menyebabkan engkau malu sepanjang hidupmu. Anakku, apakah engkau tahu? Dulu, ketika kecil engkau mengalami kecelakaan. Pada peristiwa itu engkau kehilangan matamu. Sebagai seorang ibu, ibu tidak tega melihatmu besar dengan satu mata. Makanya, ibu memberikan padamu "mata ibu." Ibu bangga, melihatmu bisa menatap dunia dengan mata ibu. Salam cinta Ibumu." Ibuuuuuuuuuuuuuuuuu uuu!!!! Jangan tinggalkan aku. Maafkan anakmu, wahai ibu. Ampuni anakmu. Ibuu! Kisah ini diselipkan dalam salah satu klip nasyid Ummi Sami Yusuf. Judul yang diberi oleh orang yang memosting, "Nasyid yang membuat jutaan orang Turki menangis" an Nasyid al ladzi abka al Malaayiin min al atraak" Penulis tidak tahu apakah ini kisah nyata atau fiksi belaka. Namun, bisa kita pastikan apa yang diceritakan dalam kisah ini adalah sesuatu yang sangat mungkin bagi seorang ibu. Semoga Allah merahmati ibu-ibu kita.

SUNDAE CREAM


Minggu siang di sebuah mall, seorang bocah lelaki berumur delapan tahun berjalan menuju ke sebuah gerai tempat penjual es krim. Karena pendek, ia terpaksa memanjat untuk bisa "melihat" si pramusaji.
Penampilannya yang lusuh sangat kontras dengan suasana hingar-bingar mall yang serba wangi dan indah.
"Mbak, sunday cream harganya berapa?" si bocah bertanya.
"Lima ribu rupiah," yang ditanya menjawab.
Bocah itu kemudian merogoh duit recehan dari kantungnya. la menghitung recehan di telapak tangan dengan teliti sementara si pramusaji menunggu dengan raut muka tidak sabar. Maklum, banyak pembeli yang lebih "berduit" antre di belakang pembeli ingusan ini.
"Kalau Plain Cream berapa?"
Dengan suara ketus setengah melecehkan, si pramusaji menjawab, '"Tiga ribu lima ratus!!."

Lagi-lagi si bocah menghitung recehannya. "Kalau begitu saya mau sepiring plain cream saja, Mbak." Kata si bocah sambil memberikan uang sejumlah harga es yang diminta.
Si pramusaji pun segera mengangsurkan sepiring plain cream.

Beberapa saat kemudian, si pramusaji membersihkan meja dan piring kotor yang sudah ditinggalkan para pembeli. Ketika mengangkat piring es krim bekas dipakai bocah tadi, ia terperanjat. Di meja itu terlihat dua keping uang logam lima ratusan serta lima keping recehan seratusan yang tersusun rapi.
Ada rasa penyesalan tersumbat di kerongkongan. Sang pramusaji tersadar, sebenarnya bocah tadi bisa membeli sundae cream. Namun, ia mengorbankan keinginan pribadi dengan maksud agar bisa memberikan tip bagi si pramusaji.

Terkadang banyak orang menilai dan memandang rendah orang lain dari penampilan dan status sosialnya saja.. melihat dan menilai orang lain hanya dari “satu paradigma”, menebak.. tanpa mengenal lebih jauh.
Cerita ini hanya ingin mengatakan : Jangan memandang rendah orang yang “rendah”, seseorang yang dianggap rendah bisa jadi lebih memiliki ketulusan dan cinta yang tidak dibayangkan oleh orang lain yang memandangnya.

Senin, 22 Agustus 2011

Kebahagiaan Yang Menular


Seorang pemuda yang berangkat kerja dipagi Hari. Memanggil taxi, dan naik. 'Selamat pagi Pak,' (katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dulu) 'Pagi yang cerah bukan?' (sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil). Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati Ia melajukan taxinya. Sesampainya ditempat tujuan. Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu. 'Kembaliannya buat bapak saja, selamat bekerja Pak.' (kata pemuda dengan senyum) 'Terima kasih..' (jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur) 'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih, (pikir sopir taxi itu).



Dan ia pun menuju kesebuah warung. 'Biasa Pak?' (tanya si mbok warung). 'Iya biasa.. Nasi sayur.. Tapi, pagi ini tambahkan sepotong ayam' (jawab Pak sopir dengan tersenyum). Dan ketika membayar, ditambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,' (begitu katanya). Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini. Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.



Begitulah, cerita bisa berlanjut, bergulir seperti bola. Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu, begitu juga keluarga si mbok, teman-teman si anak, keluarga mereka semua tertular kebahagiaan. Kebahagiaan, seperti juga kesulitan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. "Bisa menerima itu adalah berkat, Tapi bisa memberi adalah anugrah"



Mampukah kita menularkan kebahagiaan di sepanjang hari..?