LEARN AND SHARE KINDNESS TOGETHER

Senin, 22 Agustus 2011

Kebahagiaan Yang Menular


Seorang pemuda yang berangkat kerja dipagi Hari. Memanggil taxi, dan naik. 'Selamat pagi Pak,' (katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dulu) 'Pagi yang cerah bukan?' (sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil). Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati Ia melajukan taxinya. Sesampainya ditempat tujuan. Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu. 'Kembaliannya buat bapak saja, selamat bekerja Pak.' (kata pemuda dengan senyum) 'Terima kasih..' (jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur) 'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih, (pikir sopir taxi itu).



Dan ia pun menuju kesebuah warung. 'Biasa Pak?' (tanya si mbok warung). 'Iya biasa.. Nasi sayur.. Tapi, pagi ini tambahkan sepotong ayam' (jawab Pak sopir dengan tersenyum). Dan ketika membayar, ditambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,' (begitu katanya). Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini. Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.



Begitulah, cerita bisa berlanjut, bergulir seperti bola. Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu, begitu juga keluarga si mbok, teman-teman si anak, keluarga mereka semua tertular kebahagiaan. Kebahagiaan, seperti juga kesulitan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. "Bisa menerima itu adalah berkat, Tapi bisa memberi adalah anugrah"



Mampukah kita menularkan kebahagiaan di sepanjang hari..?